-->

Belajar dan Jalan-Jalan (Gratis) ke India dengan Beasiswa ITEC


dream comes true

Kursus bahasa Inggris di India? Nggak salah?
Ngapain jauh-jauh ke India buat belajar bahasa Inggris? Ada kampung Inggris di Pare, Kediri.

Begitulah pertanyaan bernada cibiran yang pernah saya terima sebelum berangkat ke India. Memang, kita bisa belajar bahasa Inggris di mana pun, tapi jika ingin belajar dengan gratis, bisa jalan-jalan, dan yang pasti bonus pengalaman yang luar biasa, datanglah ke India lewat program ini. 

India bukan pilihan yang salah untuk belajar bahasa Inggris, lo. Second language mereka adalah bahasa Inggris. Sehingga, mulai sopir bajaj, cleaning service, hingga para profesor, mereka bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Yang lebih mengasyikkan, Pemerintah India, melalui ITEC (Indian Technical and Cooperation) menyediakan beasiswa penuh untuk kursus bahasa Inggris dan lain-lain di sana. Jalur pendaftarannya bisa langsung melalui Kedutaan India di Jakarta atau Ristekdikti. Tapi untuk jalur Ristekdikti ini tolong jangan tanya saya, ya. Beberapa orang berkirim email perihal jalur Ristekdikti ini, tapi sayangnya saya nggak bisa bantu. I have no experience

Beberapa kursus yang ditawarkan oleh ITEC:

1.      Accounts, Audit, Banking and Finance Course

2.      Environment and Renewable Energy Course

3.      IT, Telecommunications and English Course

4.      Management Course

5.      SME/Rural Development Course

6.      Specialized Course

7.      Technical Course

8.   Technical Cooperation Scheme for Colombo Plan (spesial untuk anggota Colombo Plan).
 
Saya sendiri apply untuk kursus bahasa Inggris yang bertempat di English and Foreign Language University(EFLU), Hyderabad, yang berlangsung pada 14 Juni-2 September 2016 lalu. Proses pendaftaran dan seleksi tidak terlalu ribet menurut saya. Akhir April lalu, saya mengirimkan aplikasi untuk kursus ini. Lalu, pertengahan Mei, saya memperoleh pemberitahuan bahwa saya lolos seleksi.


Siapa yang bisa apply program ini?

1.  Orang yang bekerja di pemerintahan, private and public sector, universitas, parastatals, chambers of commerce and industry.

2.      Pengalaman kerja 3-5 tahun.

3.   Mampu berbahasa Inggris.

4.      Usia 25-45 tahun.

5.      Sehat secara fisik dan mental. 
 
Tahap Apply
1.      Mengisi formulir pendaftaran di website ITEC (www.itecgoi.in)
2.      Submit formulir, cetak, lalu kirim print out-nya ke Kedutaan India di Jakarta atau Konsulat India di Bali/Medan. Sampel formulir bisa diunduh di sini. Penting banget untuk mempelajari formulirnya terlebih dulu sebelum menanyakan hal-hal mendasar yang bahkan sudah tertulis dengan jelas.

3.      Print out yang dikirim disertai dengan medical report dari dokter/rumah sakit/klinik resmi dan nilai bahasa Inggris yang format penilaiannya sudah disediakan oleh pihak ITEC. Pengalaman saya, medical report saya dapatkan dari dokter praktik rumahan, di samping kos. Tapi, untuk rontgen dada saya lakukan di klinik. Hasil rontgen itu saya tunjukkan ke dokter sebagai bukti bahwa paru-paru saya sehat sehingga dokter berani memberikan keterangan bahwa saya sehat. Saya pilih dokter praktik rumahan karena biayanya lebih murah. Hehehe... total biaya (sudah termasuk rontgen di klinik) tidak lebih dari 200 ribu rupiah.


     Kalau mau praktis, kamu bisa ambil paket medical checkup di klinik, tapi pasti biayanya lebih mahal. Tunjukkan formulir kesehatan kepada dokter dan mintalah untuk tes kesehatan berdasarkan poin-poin di formulir tersebut.

4.   Untuk penilaian bahasa Inggris sebagai syarat mengambil kursus bahasa Inggris, hanya writing dan speaking yang menjadi aspek penilaian. Apakah bisa menggunakan TOEFL, IELTS, dan sebagainya? Bagi applicant yang apply melalui Ristekdikti, memang ada syarat menyertakan TOEFL/IELTS, tapi website ITEC tidak menyebutkan TOEFL/IELT sebagai syarat wajib. Hanya tertulis "working knowledge of English required to follow the course". Saya sendiri tidak menyertakan TOEFL, hanya nilai bahasa Inggris sesuai isian yang tertera di formulir. Jadi, formulir itu saya bawa ke lembaga kursus dan meminta mereka untuk ngetes saya sesuai isian di formulir, yakni spoken dan written.


    Untuk hal ini, mungkin kamu akan sedikit berjuang keras karena nggak semua lembaga kursus mau ngetes orang yang nggak ambil kursus di sana. Saya sudah menghubungi beberapa lembaga kursus dan mereka menolak untuk ngetes karena saya nggak ambil kursus di sana. Akhirnya, saya "berjodoh" dengan English Cafe.
5.   Saya juga menyertakan rekomendasi dari atasan (tidak wajib) sebagai poin tambahan. Formatnya silakan di-googling sendiri, ya. Hehe....
6.  Jika persyaratan sudah lengkap, segera kirimkan ke kedutaan atau konsulat India. Pendaftaran dibuka sepanjang tahun. Unduh brosurnya di sini.
7.   Jika aplikasi sudah diterima, pihak ITEC akan menginformasikan kepada kita via email. Selanjutnya, keputusan lolos atau tidaknya juga diinformasikan via email.
 
Kalau lolos, selanjutnya langkah pertama adalah mengurus visa ke Kedutaan India. Tenang saja, gratis, kok. Beasiswa ini mengkaver semua kebutuhan yang terkait, kecuali kebutuhan kasih sayang, yaitu:
1.    Biaya pembuatan visa
2.    Biaya transportasi dari ibu kota ke India dengan pesawat ekonomi (saya dapat Garuda dan nyambung Jet Airways dari Changi Airport, karena waktu itu Garuda belum buka rute ke India). Tiket pesawat dipesankan oleh pihak Kedutaan India. Penjemputan di bandara juga diatur oleh kampus/lembaga tempat shorcourse diadakan. Intinya, peserta benar-benar diurus mulai keberangkatan hingga kembali ke tanah air.
3.    Biaya hidup selama di India (25 ribu rupees atau sekitar 5 juta rupiah per bulan)
4.    Buku-buku paket
5.  Study tour (ke New Delhi dan Agra—Taj Mahal is a must), yang mencakup transportasi dan hotel. Sedangkan tiket masuk, makan siang, makan malam, serta oleh-oleh menjadi tanggungan pribadi.
6.  Tempat tinggal di hostel kampus; kamar tidur, dapur, kamar mandi, balkon untuk menjemur pakaian, AC, 2 kipas angin besar, TV, dan kulkas. Masing-masing orang mendapat semua fasilitas tersebut secara pribadi.

Untuk program English and Proficiency seperti yang saya ambil, ada tiga level yang bisa dipilih saat kita apply. Saya ambil basic, karena saya cukup tahu diri dengan kemampuan bahasa Inggris yang lama tidak terpakai, apalagi kuliah saya juga bukan jurusan bahasa Inggris. Tapi ternyata, pemilihan level saat apply hanya “formalitas”. Sampai di India, pihak penyelenggara (dalam hal ini kampus EFLU) mengadakan placement test di hari pertama.

Meski saya apply untuk basic, ternyata hasil placement test menempatkan saya di level advanced *shock*. Saya merasa tidak siap dan khawatir tidak bisa mengikuti kelas dengan baik. Nyatanya, semua baik-baik saja, tak ada kendala dalam komunikasi dan memahami materi. Bahkan teman di PPI bilang, “Nggak ada sejarahnya orang Indonesia masuk basic.” Hahaha…

Untuk kelas advanced, mayoritas dosennya adalah para profesor yang sudah sepuh. Di antara mereka adalah Profesor Paul Gunashekar yang termasuk salah satu dari empat konsultan Oxford Advanced English Dictionary (nama beliau tertulis di kamus tersebut).

Profesor Paul bersama advanced group

Kelas advanced diberi tugas tambahan membuat karya tulis yang harus dipresentasikan di hadapan seluruh peserta dan dosen pada akhir program—ini yang paling “ngeri”. Tapi ternyata, saya bisa juga melakukannya dengan baik. Excellent presentation, kata Profesor Meera, supervisor saya selama di sana *terharu*.

bersama sebagian pengajar di advanced group
Jika kamu tertarik untuk belajar dan jalan-jalan gratis ke India, daftar saja! We never know till we have tried, begitu yang tertulis di bagian bawah buku Sidu. Hehehe... jadul banget, ya.
Buat kamu yang menanyakan soft file formulir saya, sorry to say, file-nya tidak ter-back up jadi saya nggak punya.


Ayun
Menulis buku Unforgettable India dan mengedit banyak buku lainnya.

Related Posts

31 comments

  1. "Nggak ada sejarahnya orang Indonesia masuk basic.”

    Mungkin aku yang akan mencetak sejarah itu. Huaaa ini boleh banget dicoba, tapi sebagai entrepreneur jadi susah kan kalo mau apply >.< *pundung di pojokan

    omnduut.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ciee... yang kangen India.
      Nyamar aja jadi karyawan di CV Omnduut
      Hehehe...

      Delete
  2. Sekarang aku lagi kursus bahasa Inggris sendiri ahahhaah. Lah tiap hari ngurusin mahasiswa/i Internasional dari beberapa negara,dan ada yang dari Indonesia sih. Tapi sudah perjanjian kalau ketemu wajib menggunakan bahasa Inggris hahahhahah.

    Duh Gusti, padahal bahasa Inggrisku ajur banget :-D

    ReplyDelete
  3. "nilai bahasa Inggris (bukan TOEFL) yang format penilaiannya sudah disediakan oleh pihak ITEC."

    Mbak Ayun, untuk poin di atas, kemarin Mbak memakai nilai bahasa Inggris dari instansi apa?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya ambil tes di English Cafe Yogyakarta, Mbak. Beberapa kali udah nyoba ke lembaga ternama kayak EF gitu, tapi mereka gak mau ngetes tanpa ambil kursus di situ. Akhirnya cari-cari lagi sampe dapet di English Cafe.

      Delete
    2. berarti terserah ya Mba mau pakai nilai bahasa inggris dari instansi manapun? ga harus yang ada sertifikasi ETS ataupun yang lainnya?

      Delete
    3. Yang penting lembaganya resmi, punya stempel. Soalnya formulir penilaian harus ada stempel lembaga yang ngetes kita.

      Delete
    4. coba download formulirnya di web ITEC, ya.

      Delete
    5. okay Mba, makasih banyak buat infonya :)

      Delete
  4. Kayaknya pengen nyobain deh jadinya, apalagi di India selama 2 bulan pasti banyak tempat yang bisa di explore hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat mencoba, Mas. Ada banyak banget pilihan kursusnya dan tersebar di seantero India. :)

      Delete
  5. Siang mba. Saya tertarik daftar ITEC. Bisa minta email mba gak buat sekedar Pencerahan. Terima kasih Salam sukses

    ReplyDelete
  6. Halo Mba,
    Mba untuk yg medical report nya itu apakah dr klinik/rs yg ada di daerah diperbolehkan? Karena di form nya kan ada designated by indian mission...

    Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh. Dokter praktik rumahan juga boleh kok, asal resmi dan berstempel.

      Delete
    2. Siang Mba Ayun, saya ingin apply beasiswa ini, namun ketika saya pergi ke dokter utk medical report, dari dokternya menyuruh saya untuk general check up. Apakah general check up diperlukan untuk mengisi medical report ini? Terima kasih sebelumnya

      Delete
    3. Halo, Mas Wahyu, yang diperlukan hanya tes-tes sesuai yang tertera di formulirnya. Kalo general check up sepertinya lebih menyeluruh dan pastinya lebih mahal. Hehehe....

      Delete
  7. Aiiihhh ingin. Untuk orang yang kerja di bidang crative kayak aku, bisa nggak ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo kursus bahasa Inggris bisa untuk semua bidang, tapi bahasa Inggris Chacha kan udah bagus. Coba cari bidang lain yang sesuai, banyak kok.

      Delete
  8. Bahasa Inggrisku jelek banget Ay :-D
    Tapi belum berani ikutan ini, semoga kapan gitu berani :-D
    sharing selama idup di sana Ay :-D

    ReplyDelete
  9. Salam kenal, Mas Yudi. Bisa aja kok, program ini terbuka untuk karyawan baik swasta maupun negeri. Untuk kemampuan bahasa Inggris, pihak ITEC sudah menyediakan formulir tersendiri. Jadi, formulir tersebut kita bawa ke lembaga resmi tempat kita tes, kemudian penilaiannya berdasarkan formulir itu. Saran saya, download aja dulu formulirnya untuk dipelajari.

    ReplyDelete
  10. Salam kenal Mba Ayun..

    Saya Pauline dari Ambon. Sejak akhir Juni 2017 saya telah mengirimkan application untuk kursus yang dimulai awal September 2017, dan pada awal Juli 2017 saya sudah menerima email notifikasi bahwa aplikasi saya under process. Dari pengalaman Mba sepertinya pengumuman kelulusan sebulan sebelum dimulainya kursus ya?

    Kemudian "Jika aplikasi sudah diterima, pihak ITEC akan menginformasikan kepada kita via email. Selanjutnya, keputusan lolos atau tidaknya juga diinformasikan via email." Apakah tidak ada lagi seleksi lain seperti wawancara via telpon, Mba?

    Terima kasih sebelumnya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, salam kenal Kak Pauline.

      Iya, aku dapat notifikasi kelulusan 1 bulan sebelum berangkat, tapi pengalaman teman yang sekarang lagi di India untuk program ITEC,dia dapat pengumuman sekitar 2 minggu sebelum berangkat.
      Nggak ada seleksi lain, cuma seleksi berkas yang kita kirim ke ITEC via embassy/konsulat India. Good luck, ya. Semoga bisa ke India.

      Delete
  11. Mba Ayun,

    Saya ada kirim pertanyaan via email ayun_aq@yahoo.co.id

    Bantu dijawab ya mba.

    Terima kasih,
    Ben

    ReplyDelete
  12. Mbak, yang bagian English proficiency itu yg tanda tangan siapa ya mbak? Lembaga yang ngetes atau mbaknya (aplicant)?
    Dan apa tidak masalah ya mbak kalau bukan toefl/ielts? Makasih mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mas Helmi, yang tanda tangan pihak yang ngetes, bukan applicant.
      Di web ITEC tidak ada persyaratan untuk menyertakan TOEFL/IELTS, dan seperti yg sudah saya tulis di atas, saya daftar nggak pake TOEFL/IELTS dan buktinya saya lolos.
      Selamat mencoba.

      Delete
    2. Oh gitu ya mbak, tesnya bayar gak tuh mbak haha..
      Dan bisa ya kalo ngetes utk speaking sama writing aja (yang mungkin ga ada di "menu" tempat les tersebut)?

      Delete
  13. hai mbak saya kebetulan berminat mengambil kursus yang sama.kalau saya punya toefl apakah lembaran utk kemampuan bahasa inggris itu perlu diisi?Toefl saya ITP.

    ReplyDelete

Post a Comment

meninggalkan komentar lebih baik daripada meninggalkan pacar. hehehe...

Subscribe Our Newsletter