-->

Adopsi Hutan, Sebuah Langkah Kecil Menjaga Hutan Indonesia

Lagu Indonesia Raya tiga stanza mengalun mengiringi video yang menampilkan kekayaan dan keindahan alam Indonesia. Lagu kebangsaan ini menjadi pembuka dalam acara webinar “Melestarikan Hutan lewat Adopsi Hutan” yang diadakan oleh Hutan Itu Indonesia x Blogger Perempuan, 2 Oktober 2020 lalu.

Pada stanza ketiga, terdengar lirik:

S’lamatlah rakyatnya
S’lamatlah putranya
Pulaunya, lautnya, semuanya
Majulah negerinya
Majulah pandunya
Untuk Indonesia raya

Selain sebagai lagu kebangsaan yang mengawali acara siang itu, lirik lagu tersebut sesuai dengan tajuk acara kali ini, yaitu melestarikan hutan yang merupakan bagian dari negeri ini. Hadir 3 narasumber, yaitu Christian Natalie yang merupakan perwakilan Hutan Itu Indonesia, Irham Hudaya dari Forum Konservasi Leuser, dan Satya Winnie yang merupakan travel blogger

Kondisi Hutan di Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja
Tidak bisa dipungkiri bahwa deforestasi dan kebakaran hutan menjadikan hutan di Indonesia tidak baik-baik saja. Luas hutan di Indonesia sekitar 120 juta hektare atau 63% dari luas daratan. Dengan hutan seluas ini, Indonesia menjadi negara yang memiliki hutan terluas ketiga di dunia. Sayangnya, setiap tahun, deforestasi semakin membuat luas hutan berkurang. Belum lagi ditambah kebakaran hutan dan lahan yang totalnya mencapai jutaan hektare.

“Hutan kita tidak sedang baik-baik saja, sehingga kita tidak boleh diam-diam saja. Salah satu caranya dengan mengampanyekan aksi-aksi untuk menyelamatkan hutan,” kata Christian Natalie dari Hutan Itu Indonesia, organisasi yang fokus pada kampanye penyelamatan hutan.
Saat ini, luas hutan Indonesia sekitar 4x luas negara Jepang. Itulah yang harus kita jaga dengan fokus solusi dan aksi, yaitu adopsi hutan. Hutan lebih dari sekadar pohon. Ada flora dan fauna di sana. Dengan melakukan adopsi hutan, maka kita mempunyai “anak asuh”, yaitu pohon, flora, dan fauna di hutan.

“Karena itu, perlu ada cara baru untuk mengajak masyarakat berpartisipasi,” ujar Irham Hudaya, perwakilan dari Forum Konservasi Leuser yang termasuk salah satu penerima dana adopsi hutan untuk pengelolaan hutan Leuser.

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat adalah dengan kampanye lewat konten di media sosial. Baik berupa tulisan, foto, maupun video.

Beraksi Lewat Adopsi Hutan
Adopsi hutan adalah gerakan gotong royong menjaga hutan yang masih ada, mulai dari pohon tegaknya, hewannya, flora eksotisnya, serta keanekaragaman hayati lain di dalamnya (hutan.id). Saat ini, Hari Hutan Indonesia menggalang dana melalui campaign di kitabisa.com dan mengajak siapa pun untuk mengadopsi hutan. Setiap donatur yang berdonasi melalui campaign tersebut, berarti ia telah mengadopsi hutan dan turut menjaganya.


Dana adopsi hutan menjadi salah satu pemasukan untuk mengelola hutan. Dana dikumpulkan untuk pengelolaan hutan secara berkesinambungan. Selama empat tahun terakhir, terkumpul dana sekitar 800an juta melalui program adopsi hutan.

Melalui program ini, siapa pun bisa berpastisipasi. Inilah langkah kecil untuk menjaga dan melestarikan hutan Indonesia. Sebab, peran hutan sangat vital bagi kehidupan. Hutan bukan sekadar penghasil kayu, buah-buahan, dan produk hutan lainnya, tetapi yang paling penting adalah oksigen dan air yang berhubungan langsung dengan keberlangsungan hidup semua makhluk.

Menengok Hutan Leuser lewat Cerita Satya Winnie

Desa Ketambe (credit to Satya Winnie)

Berkesempatan mengunjungi Desa Ketambe, Satya Winnie sangat terkesan pada keramahan warganya. Sebagian warga di desa tersebut berprofesi sebagai guide yang memandu tur ke Hutan Leuser. Warga sudah terlatih menyambut wisatawan. Mereka memang disiapkan untuk menjadi guide agar tetap mendapat penghasilan tanpa membalak hutan, sehingga mereka bisa hidup berdampingan dan turut menjaga hutan.

Didampingi guide bernama Bang Iz, Satya Winnie menjelajah eksotisme Hutan Leuser yang kaya akan flora dan fauna. Memperhatikan hal kecil yang jadi primadona di Leuser memberi kesan tersendiri yang tidak didapat di tempat lain. Ekosistem yang berbeda membuat pengunjung pasti bertanya-tanya, ini jejak apa, ini flora apa, dan lain sebagainya. Lalu, guide yang sudah terlatih akan menjelaskan semua itu.

“Aku selalu minum air dari hutan,” ujar Satya Winnie saat menceritakan perjalanannya menjelajah Hutan Leuser.
 
Melalui foto-foto yang ia bagikan, tampak keanekaragaman hayati yang dimiliki Hutan Leuser. Pepohonan, satwa, hingga jamur beraneka warna seolah mengundang siapa pun untuk bertandang ke Leuser secara langsung.

Hutan Leuser (credit to Satya Winnie)

Berbagai jenis jamur di Hutan Leuser (credit to Satya Winnie)

Tersedia paket eksplorasi hutan dan river camp, termasuk mencari ikan dan mandi air hangat. Wisatawan tinggal berangkat dan membawa perlengkapan pribadi karena semua sudah disiapkan oleh pengelola. Ada paket 3 hari 2 malam dan 4 hari 3 malam. Jalur eksplorasi juga cenderung mudah ditempuh, tidak sesusah naik gunung. Dengan tarif mulai 700an ribu, wisatawan sudah bisa mengeksplorasi Hutan Leuser sekaligus menggerakkan ekonomi warga sekitar hutan.

Saat ini, Forum Konservasi Hutan Leuser termasuk salah satu penerima dana adopsi hutan untuk pengelolaan kawasan konservasi tersebut. Dengan turut berpartisipasi melalui program adopsi hutan, berarti kita juga turut menjaga kelestarian Hutan Leuser beserta segala macam keanekaragaman hayatinya.

Ayun
Menulis buku Unforgettable India dan mengedit banyak buku lainnya.

Related Posts

4 comments

  1. Gampang banget ya Kak buat bantu melestarikan hutan, bisa adopsi hutan dengan berbagai cara. Aku paling mupeng sama cerita Winnie tuh, bikin pengin ke Leuser buat mandi di sungai sama makan kuliner lokal :)

    ReplyDelete
  2. seneng banget kemarin diajakin jalan2 ke Hutan Leuser dan Desa Ketambe ya mbak, hihi
    Keren banget program Adopsi Hutan ini karena siapa saja, kapan saja bisa ikutan berdonasi untuk menyelamatkan hutan Indonesia :)

    ReplyDelete
  3. Serius keren banget acaranya. Baru kali ini nemu online webinar yang ngga bikin bosan. Malah nambah wawasan dengan cara yang asyik.

    ReplyDelete
  4. Keren banget Leuser masih terjaga kelestarian hutannya

    ReplyDelete

Post a Comment

meninggalkan komentar lebih baik daripada meninggalkan pacar. hehehe...

Subscribe Our Newsletter